
Jika Anda pernah mengunjungi Lombok, pasti sering melihat bangunan kayu terbuka dengan atap berbentuk limas yang berdiri kokoh di halaman rumah atau tempat umum. Bangunan ini disebut berugak.
Berugak adalah salah satu elemen arsitektur khas suku Sasak yang bukan hanya berfungsi sebagai tempat bersantai, tetapi juga mengandung nilai budaya dan filosofi yang mendalam. Masyarakat Lombok menjadikannya sebagai pusat berbagai aktivitas sosial, mulai dari menerima tamu, tempat diskusi, hingga pelaksanaan ritual adat.
Lantas, apa sebenarnya berugak adalah, bagaimana sejarahnya, dan mengapa ia tetap lestari hingga kini? Simak pembahasannya dalam artikel ini!
Asal-Usul dan Filosofi Berugak
Berugak telah ada sejak zaman nenek moyang suku Sasak dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Lombok. Secara filosofis, berugak adalah simbol kebersamaan, keterbukaan, dan gotong royong. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat berkumpul di berugak untuk berdiskusi, berbagi cerita, hingga menyelesaikan masalah bersama.
Keberadaan berugak juga mencerminkan nilai keterbukaan dalam budaya Sasak. Tidak seperti ruang tamu dalam rumah yang lebih privat, berugak ditempatkan di luar rumah, menandakan bahwa setiap tamu yang datang diterima dengan tangan terbuka tanpa batasan formalitas.
Jenis-Jenis Berugak
Meskipun bentuknya sederhana, berugak memiliki beberapa jenis yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Berikut adalah beberapa jenis berugak yang umum ditemukan di Lombok:
1. Berugak Sekepat
Berugak sekepat memiliki empat tiang penyangga dan biasanya digunakan untuk bersantai atau berkumpul dengan keluarga. Karena ukurannya lebih kecil, berugak ini sering ditempatkan di halaman rumah sebagai tempat beristirahat atau menerima tamu dalam suasana santai.
2. Berugak Sekenam
Berugak sekenam memiliki enam tiang penyangga, sehingga lebih besar dan mampu menampung lebih banyak orang. Biasanya, jenis ini digunakan untuk pertemuan atau acara keluarga besar.
3. Berugak Agung
Ini adalah berugak dengan ukuran terbesar yang sering ditemukan di rumah adat atau tempat pertemuan resmi. Berugak agung memiliki desain yang lebih megah dan sering digunakan dalam musyawarah adat atau acara penting lainnya.
4. Berugak Bertingkat
Berugak modern yang mulai populer belakangan ini adalah berugak bertingkat. Biasanya digunakan di tempat wisata atau vila yang mengusung konsep tradisional, memberikan pengalaman bersantai dengan pemandangan lebih luas.
Fungsi Berugak dalam Kehidupan Masyarakat Lombok
Lebih dari sekadar tempat duduk-duduk, berugak memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lombok.
✅ Tempat Bersosialisasi
Berugak adalah tempat di mana warga berkumpul, berbagi cerita, atau membahas masalah bersama. Budaya gotong royong dan musyawarah tumbuh kuat dari kebiasaan berkumpul di berugak.
✅ Tempat Ritual Adat
Dalam beberapa upacara adat, berugak digunakan sebagai tempat pelaksanaan doa atau pertemuan sebelum acara dimulai. Misalnya, dalam prosesi pernikahan adat Sasak, pihak keluarga sering berkumpul di berugak sebelum prosesi berlangsung.
✅ Simbol Status Sosial
Di masa lalu, ukuran dan desain berugak mencerminkan status sosial pemilik rumah. Semakin besar dan indah sebuah berugak, semakin tinggi kedudukan sosial keluarga tersebut di masyarakat.
✅ Pusat Ekonomi dan Pariwisata
Kini, berugak tidak hanya ditemukan di rumah-rumah warga tetapi juga di restoran, penginapan, dan tempat wisata. Banyak wisatawan yang tertarik untuk menikmati pengalaman duduk di berugak sambil menikmati keindahan alam Lombok.
Berugak di Era Modern
Meski zaman terus berkembang, berugak tetap menjadi bagian penting dari budaya Lombok. Kini, banyak arsitek dan desainer interior yang mengadopsi konsep berugak dalam desain rumah modern, restoran, hingga hotel.
Di sektor pariwisata, berugak sering digunakan sebagai daya tarik utama untuk wisatawan yang ingin merasakan atmosfer tradisional khas Lombok. Banyak vila dan resort yang menawarkan pengalaman bersantai di berugak dengan pemandangan pantai atau pegunungan yang menenangkan.
Berugak adalah lebih dari sekadar tempat duduk-duduk di halaman rumah. Ia adalah simbol kearifan lokal suku Sasak yang merepresentasikan kebersamaan, musyawarah, dan keterbukaan dalam budaya Lombok.
Dari sejarahnya yang panjang, teknik pembuatannya yang unik, hingga fungsinya yang terus berkembang di era modern, berugak tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Lombok.
Jika Anda berkunjung ke Lombok, jangan lupa untuk mencoba duduk di berugak dan merasakan sendiri bagaimana bangunan sederhana ini mampu menghadirkan ketenangan dan keakraban yang khas!